4 Fakta Haru Tentang Korban Serangan Bom Di Surabaya
PokerOnline
Minggu, 13 Mei 2018 menjadi kabar duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Kota Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur diguncang bom di tempat ibadah. Sebanyak tiga gereja diledakkan oleh teroris dengan waktu hampir bersamaan.
Akibat bom tersebut, banyak korban meninggal dunia. Bom ini telah meninggalkan luka fisik ataupun psikis dan meninggalkan trauma yang mendalam pada korban. Merdeka.com merangkum cerita para korban serangan bom gereja di Surabaya dari berbagai sumber:
Cerita haru datang dari adik dan kakak yang menjadi korban meninggal akibat bom Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya. Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera menjelaskan korban yang meninggal dunia pada Minggu (13/5) malam itu merupakan seorang bocah bernama Nathanael (8) yang merupakan jemaat Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya. "Iya (Nathanael)," kata Frans.
Sebelumnya, sang kakak Vincencius (11) telah terlebih dahulu meninggal dunia. Ibu mereka Wenny (47) saat ini tengah menjalani operasi di RS Bedah Surabaya karena ikut menjadi korban dari kebiadaban aksi bom bunuh diri.
Aloysius Bayu Rendra Wardhana termasuk salah satu dari korban tewas akibat ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya. Dia menjadi martir karena berani mengadang laju sepeda motor yang dikemudikan pelaku bom Surabaya. Aksi heroik Bayu, yang membuatnya kehilangan nyawa, telah mencegah jatuhnya banyak korban jiwa.
Siswanto, ayah korban, saat ditemui di rumah duka terlihat lelah. "Mohon dimaafkan mas jika ada kesalahan sama Bayu," kata Siswanto, Minggu (13/5).
Prambudi menceritakan dia sedang menjalankan kebaktian Minggu di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS). Dia mengatakan ledakan terjadi sekitar pukul 7.30 WIB. Saat itu para jemaat langsung panik. Saat ingin keluar dia melihat seorang yang menjadi korban luka-luka, seketika dia langsung menolong anak tersebut.
"Saat saya sedang berusaha keluar, saya melihat seorang anak perempuan yang terluka. Tanpa pikir panjang saya langsung berusaha menolong anak perempuan ini. Pelipisnya sobek. Saat saya sedang bergegas ingin membawanya ke poliklinik terdekat, ayahnya datang. Jarak saya dengan ledakan sekitar 15 meter dan sepertinya ledakan yang terjadi cukup besar." Cerita Prambudi.
Lim Gwat Ni (56) alias Legita, salah satu korban tewas dalam insiden pengeboman gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Surabaya, Minggu (13/5), merupakan warga kota Tangerang. Aan Teja, suami korban mengatakan, korban datang ke Surabaya untuk kebutuhan pameran di kota tersebut.
"Iya saya sempat panik ketika tahu ada ledakan di gereja, saat itu saya tahu istri saya akan beribadah di gereja itu. Dia ke sana untuk pameran batik, terus dapat kabar dari teman istri yang juga ikut pameran, saya coba kontak enggak bisa. Lalu saya pantau berita di TV," ucapnya.
Sampai baru hari ini, dirinya mengetahui peristiwa kematian sang istri dari kabar yang disampaikan anaknya yang langsung mendatangi rumah sakit di Surabaya. "Anak saya sudah dari jam 6 sore kemarin berangkat dan baru dapat info tadi siang ini kalau istri saya jadi korban. Saya belum tahu gimana kondisi jasadnya, karena masih diurus," kata Aan Teja.
Feli PokerOnline
No comments
Silahkan Juragan berkomentar secara bijak dan sesuai topik pembahasan...